Langsung ke konten utama

1: kamu adalah titik.

Meminta dirimu kembali akan menjadi hal yang sangat egois, sebab itu aku tidak pernah memintanya. Andai saja aku tahu pada akhirnya lembaran baru kita tidak pernah tertulis lagi, aku akan mengungkapkan perasaan kasih padamu sebanyak-banyaknya yang aku mau.

Terkadang, rasa sesak masih menjalar di dadaku saat pikiranku masih tanpa sengaja mengingatmu- tepatnya kita atau saat aku melihat sesuatu yang mengingatkanku padamu. Sesak itu muncul karena mungkin tanpa aku sadari, harapanku tentangmu masih melayang disana. Aku, minta maaf untuk itu. 

Meskipun sepenuhnya aku sadar bahwa kembalinya kamu padaku adalah bagian dari ketidakmungkinan, namun sedikit banyak aku masih menyimpan dendam birahi. 

Bagiku, kamu adalah titik.

Kamu menulis kalimat baru dengan ceritamu sendiri.

Kamu mengakhiri rangkaian kata yang menceritakan tentang kita.

Sedangkan tanganku masih sibuk menulis tentang kita.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

pertama, di 2023.

Terakhir, hal yang aku tulis di sini adalah cerita sepanjang tahun 2022 lalu. Kalau dibaca sekarang, rasanya seru dan terharu! Kayak, oh ternyata banyak juga ya yang aku lalui dan pada akhirnya, aku tetap ada sampai hari ini. Terus, aku juga manifestasi banyak hal di akhir tahun kemarin. Ajaibnya, semuanya tercapai di setengah tahun ini! Magic, tapi bukan. Sebab, manifestasi gak sekedar diucap, tapi harus ada aksinya. Mau gimanapun, hidup gak semudah itu. Iya, di tahun ini, aku ketemu banyak orang dan pergi ke berbagai tempat baru. Awal tahun, aku punya pengalaman baru: ke Puncak naik motor. Capek, tapi seru. Soalnya, sama teman-teman tersayangku *iyuh* Di bulan yang sama, aku pergi ke Tanggerang, ke kantor magangku. Di sana, aku ketemu Kakak-Kakak yang selama itu aku cuma lihat dari layar aja. Asli sih, sebagai orang introvert, berinteraksi tuh rada berat ye. Tapi nyatanya, aku bisa-bisa aja :-D Aku juga pergi ke Surabaya. Aku tuh gak pernaaah pergi naik kereta jarak jauh, terus aku s

Hal Yang Belum Selesai

 Ya, aku sadar dan sepenuhnya tahu kalau kita sudah selesai. Benar – benar selesai. Tapi, ada satu hal yang sulit diselesaikan untuk kebanyakan orang termasuk aku. Aku belum bisa berhenti mengingat kamu dan lebih tepatnya, kita. Hal yang belum bisa aku selesaikan itu ialah rindu. Entah, ya, saat melewati tempat yang dulu kita datangi kali pertama kita bertemu, saat melihat kelap – kelip lampu kota, saat mendengar nama kota yang kamu tinggali atau segala hal yang berkaitan dengan dirimu, semua memori yang terekam seketika terputar dengan jelas.  Itu menyiksa dan segala hal yang pernah kita buat bersama menjadi menyebalkan karena aku sedang berusaha untuk menghapus itu semua. Terlebih, tidak ada hal yang bisa aku lakukan saat aku terjebak dalam pikiran – pikiran tentangmu.  Semakin sering ku mengingat itu semua, semakin ku tidak tahu kapan aku akan berhenti. Aku dan kamu sudah di jalan masing – masing, kita berdua memang mungkin dicipta hanya untuk sebuah temu, bukan menjadi satu. Meski

cerita (yang mungkin) penting

Halo. Udah lama ya aku nggak nulis apa-apa di sini. Aku juga kaget waktu lihat daftar tulisan yang diunggah, ternyata cuma dua yang dipublikasi di tahun ini; lebih sedikit dari tahun sebelumnya.  Itu juga bikin aku sadar, kalau tahun ini cukup mengekang. Mungkin terdengar agak lebay, tapi aku ngerasain itu. Ngomong-ngomong, sebentar lagi ganti tahun ya? Tapi, dibanding mikirin resolusi baru, aku lebih senang cerita soal tahun ini.  Di tahun ini, aku mencapai banyak hal baru dan bersyukurnya, semua itu adalah hal yang aku mau dan selalu aku doakan. Aku juga sadar satu hal, aku bisa dapet itu semua karena aku selalu yakin dengan diriku sendiri, aku cuma mikir yang baik-baik, aku mau coba dan aku berdoa.  Dan, satu hal yang penting, aku selalu yakin Allah selalu bersamaku, Allah akan selalu mengabulkan doa-doaku yang banyak pinta itu kalau aku mau berdoa kepada-Nya. Allah nggak akan ninggalin aku sendirian. Allah akan selalu kasih aku jalan. Jujur, aku nggak religius, kadang-kadang ibadah